Titik Ini

/
0 Comments
debur angin, derai ombak, dan kerasnya hatimu
meenggerus kewarasanku hingga lapisan terakhir
angan-angan dari jiwa yang telah pergi
mati namun selalu kembali

pria bodoh berdiri sekali lagi
mulai bertanya pada kekuatan kaki untuk sejenak menepi
tanya dia pada Sang Pemilik Cerita
akan bait-bait baru yang dibawa oleh semesta

aku menyadari hadirku yang teruntai angin
dan dirimu mengusung rindu dalam sujud doamu
namun hanya bait-bait harapan yang memudar
menelisik lirih hingga terbit fajar

kerumunan semut mengganti hari dengan berjuta bunga mentari
aku masih terbaring menatap awan
debur angin, derai ombak, dan kerasnya hatimu


You may also like

Tidak ada komentar:

notes from praz akhmad. Diberdayakan oleh Blogger.