Pacaran Dilarang Islam? Ah, Masa. . . . ( Part 1 - Pacaran vs Ta'aruf )

/
0 Comments
PACARAN, kalimat yang rasanya udah ga asing lagi di telinga anak muda jaman sekarang. Ga cuma muda lho, bahkan anak SD pun uda sahabatan, lengket, dan deket, sama kata yg 1 ini. Bahkan lebih deket dari hidung mereka sendiri mungkin. hehehe,
*tenang, pesek masih kategori punya hidung kok.*
Terakhir aku denger dari keponakan sendiri, waktu itu mereka masih kelas 5 SD, ngomong sama sodaranya yang kebetulan seumuran, satu sekolah, bahasin pacaran "eh, si anu beneran pacaran sama si ano? trz si ane gimana? kan dia putus sama ana buat jadian sama si anu?"
Drama tingkat tinggi, brosist! Kelas 5 SD dan urusan pacaran nya bisa ngalahin pacaran anak SMA!! 

Itulah kenapa, saya menghimbau kepada pemilik stasiun TV, pengatur jadwal tayangnya, sampe ke KPI, harusnya FTV dan sinetron itu ga tayang selepas jam pulang anak SD!! Bahaya!
Gimana kalo gara-gara dari SD mereka uda main drama pacaran ala FTV, ntar pas SMP mereka main pacaran ala sinetron "Pernikahan Dini" , "Cinta Fitri" mulai season 1 sampe tamat , "Tersanjung" dengan ratusan episodenya yang melegenda??!!
Hahaha, kenapa malah absurd gini sih. --

Oke, udahan becandanya. Mulai serius. Sekarang aku mau bahasin pacaran dalam Islam.
Bener ga, Pacaran dilarang Islam? Gimana hukumnya? Trus gimana cara kenal pasangannya?
Akan saya sertakan sumber hukumnya agar lebih memperjelas statement nya ya.
BismiLlaah, check it out!!



Kamu bisa denger kata pacaranpacardipacarinpacarnya, sampe terpacari bertebaran dimana-mana. (oke, yang terakhir ga masuk hitungan. -___-" )
Uda (jadi) "maklum", (keliatan) wajar, dan uda jadi bagian dr kehidupan anak muda buat pacaran. Parahnya, kadang yang jomblo sampe dihina-hina!! Padahal ga semua jomblo itu ga laku. Masi ada jombo terhormat penuh wibawa dan berkualitas dengan integritas. *nyisir* *benerin kerah baju* hehehe

Nah, Sebenernya apa arti Pacaran?
Berkata dasar Pacar, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti >> teman lawan jenis yang tetap dan memiliki hubungan berdasarkan cinta kasih.
(Sumber: WikiPedia , ArtiKata.com)
Nah, Pacaran sendiri adalah aktifitas yang terjadi dalam kehidupan sepasang pacar. Apapun aktifitasnya, jika terlibat bersama, maka dapat diartikan itu adalah pacaran.

Aktifitas Pacaran yang diadopsi anak jaman sekarang, sejauh pengamatan saya sudah memiliki arti lebih. Mereka kesulitan menemukan arti Pacaran secara definitif yang benar. Mengapa?
Coba lihat lagi artian Pacar menurut KBBI di atas. Yang dituntut dari seorang Pacar adalah "hubungan", yang berarti >> Kondisi berhubungan, kontak, atau ikatan. (Sumber: ArtiKata.com)
Jadi selama mereka masih berhubungan, mengadakan kontak, dan terikat, mereka disebut pacaran.

Hehe, jangan keburu berpikir negatif dulu. Aktifitas berhubungan disini ga melulu fisik lho. Lebih luas dari itu, komunikasi verbal dan sosial yang terlibat antara 2 manusia ini juga termasuk. be positive, guys!
Masih menurut WikiPedia, Pacaran adalah,

 " proses perkenalan dua insan manusia
yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan
menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan "

Jadi hanya sebatas mencari kecocokan saja, dari sikap, sifat, dan karakter masing-masing. That's it!

Masih berdasarkan fakta dan definisi,
Realita nya anak-anak jaman sekarang dalam berpacaran, mereka melakukan hal-hal yang berhubungan, bahkan berhubungan intim! Kenapa bisa seperti itu?
Orang-orang pintar di luar sana menggunakan kaidah Bahasa Indonesia sebagai pelemahan norma masyarakat. Melalui media-media, terutama TV, mereka menularkan syndrome yang tidak sesuai dengan norma yang lebih dulu ada sebelum Kamus Besar Bahasa Indonesia diciptakan.

Dalam Aqidah Islam,
proses berkenalan juga ada, yang lebih akrab disebut Ta'aruf. Dalam proses ini, bahkan bukan sekedar sikap, sifat, dan karakter, tapi juga pemikiran, kebiasaan, serta hal-hal terkait dua pihak yang sedang berkenalan.
Ta'aruf secara luas juga disebut di Al Qur'an, (Q.S Al Hujuraat : 13)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ 

عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ta'aruf dewasa ini sering dikaitkan dengan proses menuju pernikahan. Benar kah begitu?
Ga salah sih, karena ada beberapa film berlatar islami (sekali lagi media visual) menggunakan istilah ini dalam proses Pra-Nikah mereka (Film). Tapi, sebenernya ta'aruf itu bermakna lebih luas jika sekedar dikaitkan dengan pernikahan. Lihat ayat dia atas, masih ada kalimat "bangsa dan suku" setelah "laki-laki dan perempuan". Jadi ta'aruf itu makna nya memang sebatas berkenalan biasa, yang bisa dilakukan siapa saja, kepada siapa saja, tanpa ada ikatan tertentu.

Aku ga bisa bayangin, kalo misalnya Presiden Amerika, lagi ngobrol pertemuan delegasi sama PM Australia yang baru (ceritanya cowo-cewe) ngomongnya "Mrs Fulanah. What are you doing at this time? Would you like to have a romantic dinner with me?" pake nada-nada romantis manja gitu. hahaha, kebayang absurd banget kan?

Makanya berkenalan, pacaran, atau ta'aruf itu jika dikaitkan dengan proses pra-nikah, selayaknya dalam kondisi wajar dan saling menyadari bahwa mereka belum ada ikatan yang resmi. Atau yang bahasa gaulnya dibilang Officially Taken by.
(Wuidiiih, gaul banget guwe yak? padahal tampangnya tahu-tempe. hahaha)

Nah, sedangkan untuk jenjang Pra-Nikah, jika pacaran itu dikaitkan dengan fase awal untuk menuju pernikahan, ada juga hukum Islam namanya Khithbah. Apa itu Khithbah?
Coba check Q.S Al Baqarah : 235

2:235
 
" Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma´ruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis ´iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. "

Got the point?
Jadi Khithbah itu adalah meminang, permintaan dari seorang pria kepada wanita baik secara langsung atau secara sindiran. Tujuan meminang sudha jelas, untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Nah kalo sudh masuk ke khithbah, biasa nya masing-masing pribadi sudah mengenal dengan baik masing-masing pasangan. Sudah merasa cocok dan siap segera melanjutkan ke jenjang pernikahan. Ini baru sudah masuk proses Pra-Nikah. :D

Nah, beda Ta'aruf sama Pacaran, bisa dilihat dari aktifitasnya.
Pada proses Ta'aruf, masing-masing pihak masih bebas tanpa ada ikatan tertentu. Ya intinya kenalan lah, tanya ini-itu, diskusi ini-itu, termasuk mencari tau visi-misi pemikiran nya tentang masa depan. Visi-Misi ini penting, krn akan menentukan langkah hidup ke depan. Masing-masing bebas bertanya, dan bebas menjawab sesuai keadaan sebenarnya.

Ini yang jarang di temukan di Pacaran.
Mereka yang Pacaran lebih banyak berbuat yang terbaik (di awal) buat pasangannya, me-mark up kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. di tambal dengan sikap dan kata romantis yang sifatnya temporary.
Bahkan yang lebih mengenaskan, banyak anak-anak pacaran yang ga yakin akan mengajak pasangannya untuk jenjang yang lebih serius. Nah lo!

Ta'aruf juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk membicarakan hal-hal yang realistis, membangun visi, menyusun misi, dan hal-hal yang perlu dipersiapkan jika berlanjut ke tahap selanjutnya. Serius, ga main-main. Karena saling menyadari kemungkinan kelanjutannya adalah pernikahan, fase yang melalui sebuah perjanjian, tercatat sebagai 1 dari 3 perjanjian besar yang termaktub dalam AlQur'an. Dalam bersikap pun wajar, ga ada gandengan tangan, atau lebih. (Gandengan aja enggak, mana bisa lebih? hehehe)

Pacaran? wuidiih, serem!! Mulai dari gandengan, belaian, pelukan, ciuman, dan seterusnya.
(Serius, masih ada terusannya!)
Parahnya, yang ngelakuin itu anak-anak dibawah umur. Uda ga sekali ada berita anak SMP hamil sama pacarnya. Atau anak SMP yang terekam video lagi melakukan aktifitas seksual. Akhirnya yang Married by Accident (hamil sob, bukan kecelakaan mobil, --") uda ga muat dihitung jari 100 orang. 
Berawal dari SMS atau kirim chat mesra, telponan sekian jam ngobrolin hal-hal yang gitu-gitu aja.

Nih ya, Umum nya nih, yang jadi topik juga ga jauh dari bahas aktifitas seharian, ngapain aja, ada apa aja, mulai beli makan, beli jajan, mungkin juga sampe proses kebelet pipis dan ga nemu toilet umum juga bisa diceritain. Ada juga ngomentarin artis-artis, ngomongin temen, geng saingan, sepatu baru, gadget baru, ga jauh-jauh lah dari mata memandang. Bisa juga pengalaman-pengalaman lucu, sampe menghayal tentang masa depan yang ga jelas juga kapan terwujudnya.
Hahaha, iya emang itu lucu kok. -_____- *please*

Berlanjutlah ke aktifitas jalan-jalan, makan, nonton, short trip, long trip, sampe liburan sekian hari bareng pacar, berdua, sekamar, dan............... pulang. *silahkan isi titik-titik tersebut sesuai imajinasi anda*

So, dari situlah kenapa banyak yang bilang Pacaran yang dianut temen-temen di luaran sana itu memang Positif. Hehe, Positif Haram, Positif Zina, dan dapat mengakibatkan Positif Hamil juga.
Lust banget, toh?!
Kesimpulannya silahkan dibuat sendiri Brosist, berdasarkan syari'at islam, azas kebaikan, dan manfaat. Sepertinya uda pada cerdas kok kalo kuat baca sampe paragaraf ini. *grin*

Dan tak terasa udah panjang buanget nih Brosist.
bersambung dulu ya,
InsyaAllah masih akan ada tentang Pacaran Islami di episode berikutnya.

BaarakAllahu fiikum,
Wassalamu'alaikum.




You may also like

Tidak ada komentar:

notes from praz akhmad. Diberdayakan oleh Blogger.