Dracula, The Prince of Darkness

/
0 Comments
Assalaamu'alaikum warahmah,

Apa kabar, BroSist? Semoga masih dalam semangat yang sama untuk meraih apa yang kamu mimpikan. Mohon maaf dalam beberapa bulan terakhir masih belum sempat upload tulisan baru. Saya mendapat tugas kerajaan untuk mencarikan jodoh bagi pangeran yang sudah menginjak usia pubertas. hehehe, Beberapa tugas yang ada terlalu menyita perhatian. Maklum, sebagai orang yang tidak punya keahlian khusus, jadi tugas-tugas yang ada lebih general, tapi banyak. Dari pada ekspertis yang tugasnya sedikit tapi fokus. hehe

Dracula of Bela Lugosi
Kali ini, mari kita coba diskusikan tentang salah satu tokoh terkenal sepanjang sejarah, bahkan sampai hari ini masi saja dibuatkan film-film baru tentangnya. Tokoh ini bernama, Dracula.

Bicara tentang nama ini, apa yang ada di dalam pikiran kalian?
Sosok seram penghisap darah manusia? Hantu yang memakai jubah serba hitam, klimis, dan tampan? Atau manusia yang terlibat dengan dunia hitam sehingga memiliki ilmu di luar normal manusia?
Faktanya, Dracula adalah sosok asli, manusia yang pernah hidup dalam sejarah,
dan dia terkenal karena kekejamannya terhadap manusia terutama mereka yang berselisih dengannya.

Dracula (Draculea), bernama asli Vlad III, anak kedua dari Pangeran Basarab yang dijuluki Dracol, dalam bahasa lain berarti Naga, atau juga Setan. Imbuhan "ea" sendiri dalam nama Draculae berarti "anak", sehingga berarti anak dari Dracul. Lahir di Sighisoara, di sekitar Transylvania, Dracula harus menerima kondisi di mana dia diharuskan pergi dari rumah bersama adiknya, Radu, sebagai jaminan perjanjian damai kerajaan ayahnya. Namun kepergiaannya tidak untuk mendapat perlakuan buruk, melainkan untuk mendapatkan pengajaran dan perlindungan dari Daulah Islam, Kekhalifaan Utsmani dibawah Sultan Murad II.

Pada saat berada dalam pengasuhan Khilafah Utsmani, Dracula dan Radu diperlakukan baik sama seperti anak-anak muslim lainnya. Dia bahkan sangat akrab dengan Mehmed II,
anak kedua Sultan Murad II yang juga di masa berikutnya menjadi penakluk Konstantinopel. Mereka menjadi teman bermain selama masa pendidikan di Utsmani. Hingga beranjak dewasa, mereka menghadapi situasi yang berbeda, Dracula ditugaskan untuk memimpin pasukan muslim pergi ke Wallachia, untuk meredakan pemberontakan yang menewaskan ayahnya.

Singkat cerita,
Dracula berhasil menjadi penguasa Wallachia. Namun justru ini menjadi malapetaka baru bagi umat muslim. Sebagai wilayah non-muslim yang menjadi bagian dari Daulah Islam, adalah wajib hukumnya membayar jizyah layaknya muslim yang membayar zakat. Dracula nampaknya memiliki ambisi untuk mengeluarkan kerajaannya dari Daulah Islam, dan menolak membayar jizyah. Kondisi yang memaksa Sultan Mehmed II al-Fatih yang saat itu telah menggantikan ayahnya, mengirimkan pasukan untuk memerangi orang yang menolak hukum Allah SWT.

Ilustrasi wajah Draculea alias Vlad The Impaler via Google.com
Pasukan yang dikirim adalah pasukan terbaik, yang ikut menaklukkan Konstantinopel dan diberi gelar oleh Rasul sebagai Pasukan Terbaik. Namun, kabar buruk kembali kepada Sultan Al-Fatih. Pasukan yang dikirim menemui lebih dari kekalahan, namun juga penghinaan dan penyiksaan. Mereka disula/impaled (badannya ditusuk oleh kayu tinggi, kemudian ditegakkan menyerupai tiang. Please Google it to get more picture out) hingga setengah badan, dan dibiarkan hingga mati. Pemandangan yang tidak mampu disaksikan oleh manusia biasa. Bagaimana dengan yang membuatnya?

Kekejaman Dracula tidak hanya berhenti sampai disitu. Dalam riwayat lain, Dracula suka menyiksa korban-korbannya, membunuhnya perlahan, dan menghentikan siksaan saat mereka pingsan kemudian berlanjut saat mereka tersadar. Dracula juga suka makan dengan menyaksikan proses penyiksaan, baginya itu seperti tontonan wajib yang digemari. Beberapa cerita juga mengatakan, Dracula suka mencelupkan rotinya pada mangkuk berisi darah korbannya. Dracula juga menyuruh untuk memotong setiap hidung korban untuk dikumpulkan dan dikirim sebagai bentuk hitungan berapa korban yang dia dapatkan. Dan tercatat, lebih dari 300.000 orang muslim menjadi korban kekejaman Dracula semasa hidupnya.

BroSist,
(Maaf harus berhenti sebentar, saya tetap tidak mampu menuliskan cerita ini secara simultan meski telah beberapa kali harus menuliskan untuk direview)

Pertanyaan saya,
sebagai seorang muslim yang di AlQur'an diwajibkan untuk memuliakan saudaranya, terutama yang se-akidah, bagaimana kah kita menyikapi semua ini? Apakah tetap apatis dan tidak mengambil sikap?
Pernyataan saya kemudian membawa saya pada tampilan sosok Dracula yang kita kenal. Sosok di media hiburan, menjadi hantu dengan taring panjang, penghisap darah manusia untuk hidup abadi, terlibat kisah romansa yang manis, yang takut dan mati pada kayu salib dan perak serta bawang. Faktanya Dracula mati ditangan pasukan Muslimin dan kepalanya diserahkan kepada Sultan Muhammad al-Fatih.

Saya mengkritisi upaya penghapusan sejarah kekejaman Dracula dari dunia, khususnya umat muslim. Jika dicoba ketik di Google Search, keywords "Dracula" tidak lah sama dengan hasil pencarian tentang "Vlad III" atau "Vlad The Impaler". Terlebih lagi, upaya memasukkan sosok-sosok Dracula yang baru lewat novel (Count Dracula, karya Bram Stoker), film-film (Dracula, Nosferatu, Dracula Untold, Twilight, dll) dan menghadirkannya minimal setahun sekali secara massive dalam acara Halloween. Bukankah ini upaya pemalsuan yang dahsyat?? Pemikiran kita diperalat tanpa kita sadari.

Saya sendiri pernah bertanya pada beberapa teman tentang sosok Dracula yang mereka kenal. Dari 15 orang, tidak ada satupun yang mengetahui bahwa Dracula adalah sosok asli yang pernah hidup (kebanyakan menyangka adalah tokoh imajiner hasil rekayasa) terlebih keterkaitannya sebagai musuh bagi dunia Islam. Menyedihkan,

Perang Pemikiran,
adalah istilah dari seorang teman yang berdiksusi dengan saya mengenai fenomena ini. Saya menyadari, informasi yang kita lihat saat ini kebanyakan didapat dari televisi, portal media internet yang kebetulan mayoritas tidak Islami, umum atau bahkan mungkin sekuler. Di saat mereka yang membenci Islam dapat mudah masuk atas nama kebebasan berbicara dan berpendapat, saudara-saudara kita yang Muslim kesulitan memberikan porsi yang sama untuk menangkis pemikiran-pemikiran yang mendustakan Islam dan muslim.

Kita hanya disuguhi oleh berita-berita sampah, bohong, rekayasa, dan kebanyakan tidak akan ditanyakan Allah SWT saat kita berada di yaumul qiyamah. Sedangkan untuk berita yang kita butuhkan sebagai seorang muslim, kita harus mencari sendiri, menggali sendiri, dan itu tidak mudah karena kebanyakan portal yang kita lalui dijaga oleh mereka-mereka yang tidak suka Islam Kaaffah. Seperti saudara-saudari kita di Gaza yang harus melalui pintu-pintu penjagaan super kompleks untuk melintas wilayah yang dijaga pasukan zionis Israel. Mereka, terutama wanita harus melalui standar pengecekan yang tidak jarang melecehkan dan menghina, bahkan untuk ukuran wanita liberal sekalipun. NaudzubiLlaah!

Sekarang, sebagai pemuda-pemuda generasi baru untuk dunia Islam. Apa yang akan kita lakukan?
Akankah hanya diam menyaksikan semua ini? Apakah kita hanya akan sukarela menjadi korban bullying dari mereka yang membenci Islam? Akankah kita berani menyuarakan "Perang" dan memberikan tangkisan serta serangan balik untuk pemikiran anti-Islam ini daripada sekedar menjadi korban bully? Ya, jika kita tidak melakukan sesuatu, artinya kita hanya korban bully yang tidak punya keberanian untuk membalas apapun.

BroSist,
tulisan kali ini mungkin dirasa sebagian orang cukup offensif. Ya, saya pun mengakui jika kali ini saya cukup offensif. Namun itu karena saya peduli, saya mencintai keyakinan saya, dan saya membenci semua kecurangan terhadap sesuatu yang saya cintai.

Semoga Allah SWT segera menurunkan pertolonganNYA untuk agama yang sempurna ini.
Menjadikan hambaNYA seperti yang DIA janjikan, "khairu ummat" atau ummat terbaik.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan,
BiLlaahi taufiq wal hidayah,

Wassalaamu'alaikum.


You may also like

Tidak ada komentar:

notes from praz akhmad. Diberdayakan oleh Blogger.