Trilogi Salman Al Farisi (Part III - Final Part)

/
0 Comments
Assalamu'alaikum Wr Wb

Janji adalah hutang, dan hutang wajib hukumnya disegerakan untuk dilunasi.

Melengkapi 2 bagian sebelumnya, kali ini edisi Trilogi Salman Al Farisi sekaligus Part terakhir dari cerita inspiratif yang bisa saya ulas tentang beliau. Perlu diingat, ini hanyalah sebagian kecil dari kisah hidup sahabat mulia RasuluLlah SAW, sesungguhnya Salman Al Farisi adalah sahabat yang jauh lebih baik dari yang mampu saya ceritakan. Lebih mulia, hingga RasuluLlah SAW mengakuinya sebagai Ahlul Bait atau bagian dari keluarga Rasul. Beliau beriman, bertawakkal, dan berjihad semasa hidupnya. Mengerahkan hidupnya demi iman dan bertauhid kepadaNYA.

RasuluLlah SAW pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, tentang orang lain yang disayang oleh Allah SWT selain dirinya. RasuluLlah SAW menjawab ada, dan menyebut nama Salman Al Farisi. Sahabat itu pun kembali bertanya, apakah amalan Salman Al Farisi hingga ia disayang Allah SWT. RasuluLlah SAW menjawab dengan kisah panjang Salman Al Farisi yang sangat berbhakti kepada ibunya.

Oiya, sebelum ceritanya dimulai, Jangan terlewat untuk meresapi kisah perjalanan Salman Al Farisi menuju islam di PART I dan romansa kisah cintanya di PART II ya. BismiLlaah, check it out brosist. . . . :)

Salman Al Farisi semasa itu, adalah dalam keadaan yang miskin. Sangat miskin. Sedangkan ibunya sedang sakit pada saat itu, dan sangat ingin naik haji. Salman Al Farisi bingung, ibunya tidak mungkin berjalan kaki melintasi padang gurun tandus, sedang ia juga tidak memiliki biaya untuk pergi ke Tanah Suci. Di tengah kebingungan tersebut, ia memutuskan untuk menggendong ibunya dari Madinah menuju BaituLlah.

Bisa dibayangkan, betapa panas terik panas matahari di tengah gurun. Betapa dingin malam hari menusuk tulang. Dan jarak dari Madinah menuju Makkah tidak lah dekat!!

Diperlukan waktu berhari-hari untuk menempuh jarak tersebut, bahkan dengan menggunakan unta sekalipun. Sedangkan Salman Al Farisi berjalan kaki, ditambah beban ibunya di atas punggungnya. Hingga tidak disadari, kulit punggung Salman Al Farisi sampai terkelupas. Sungguh pengorbanan yang luar biasa dari seorang anak, yang sangat ingin membahagiakan ibunya yang sangat ingin naik haji. Bahkan dengan menggendongnya, karena sang ibu tidak mampu lagi berjalan.

Sesampainya di Makkah, tatkala sedang melaksanakan ibadah haji, bertemulah Salman Al Farisi beserta Ibunda dengan RasuluLlah Muhammad SAW. Mereka berdua tampak sangat gembira bertemu manusia terbaik di muka bumi ini. Utusan Allah SAW, orang yang selalu mereka cintai dan mereka rindukan.


Kemudian, terjadilah percakapan antara Salman Al Farisi dengan RasuluLlah Muhammad SAW. Ia bertanya, apakah ia sudah bebhakti kepada orangtua nya? Ia kemudian menceritakan bahwa ia telah berjalan dari Madinah hingga Makkah dengan menggendong ibunya yang sedang sakit dan tak mampu berjalan, dengan menggendongnya.

Mendengar hal itu, RasuluLlah SAW kemudian menangis, sambil terharu beliau mengatakan bahwa Salman Al Farisi sungguh adalah anak yang mulia bagi ibunya. Rasul juga menjelaskan, bahwa apa pun yang dilakukan Salman Al Farisi, sekeras apa pun usaha yang ia lakukan untuk membahagiakan orangtuanya, ia tetap tidak akan mampu membalas orangtua yang telah membesarkannya.

MashaAllah, sungguh mengharukan.
mengingatkan kita semua, khususnya saya kepada 2 sosok pertama yang kita kenali setelah menghirup udara kehidupan. Terutama ibu, yang selama 9bulan kita bertransformasi dari segumpal darah menjadi bayi. Yang melalui beliau pula, kita mampu belajar banyak hal dasar di dunia ini yang pada mulanya tidak mampu kita lakukan.

Pesan RasuluLlah Muhammad SAW untuk orang yang pertama kali harus dihormati adalah Ibu, Ibu, Ibu, dan kemudian Ayah.

semoga menjadi manfaat bagi yang membaca,
semoga rindu kepada ibu-bapak di rumah juga tersampaikan.

Wassalamu'alaikum, Wr Wb


You may also like

Tidak ada komentar:

notes from praz akhmad. Diberdayakan oleh Blogger.