masa lalu, masa kini, dan masa depan

/
0 Comments
Assalamu'alaikum! ^ ^
semoga kita semua selalu dilindungi oleh Tuhan YME, dan diberi karunia serta keberhasilan dalam hidup.

kali ini saya akan membagi sebuah kasus yang cukup menarik.

beberapa waktu yg lalu, saya menghadiri sebuah acara kepemudaan di Surabaya. Di sana saya berkenalan dengan seorang teman. Dia adalah aktivis di sebuah organisasi kepemudaan muslim, cukup cerdas, dan dia terlihat sangat berbeda dari teman-temannya. Wajarnya, seorang aktivis kepemudaan yang bernuansa agama, akan terlihat sangat santun, dengan pakaian yang rapi, rambut tertata / memakai peci, istilahnya " idola ibu mertua" lah, hehe. Tapi teman saya ini berbeda!!



Kulitnya kecoklatan karena sering berada di bawah panas matahari, rambutnya panjang se-bahu, dengan pakaian khas anak muda jaman sekarang (celana jeans, sepatu sneakers, kaos oblong, memakai gelang dan kalung, jam tangan, serta memakai tas ransel). Saya memulai percakapan dengan menanyakan hal-hal seputar acara. Dari sana, percakapan kami berlanjut sampai ke organisasi yang dia ikuti, dan bagaimana dia sampai masuk ke sana. Di situlah pelajaran berharga ini saya dapat.

Teman saya ini bernama Tio, anak pertama dari 5 bersaudara. Dia seorang mahasiswa yang senang terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, senang ber-organisasi, dan suka berolahraga terutama olahraga yang memicu adrenalin seperti balap motor, rally, rock climbing, dll. Sejak SMA memiliki pergaulan yang luas, senang nongkrong di tempat-tempat yg ramai, mall, kafe, hingga club-club malam. Dan karena pergaulan itu pula, dia mengalami sebuah "pukulan besar" saat masih berusia 20 tahun. Dia mengalami kecelakaan saat menaiki motor bersama sahabatnya, saat pulang dari club malam dalam keadaan mabuk. Sahabat yang sudah seperti saudaranya itu tewas, sedangkan dia masuk Rumah Sakit dalam kondisi cukup parah. Saat dalam masa perawatan, dia divonis dokter akan lumpuh di bagian kaki. Saat itu pacarnya, teman-temannya, hampir semua menjauh darinya. Hanya teman-teman dari organisasi pemuda muslim yang masih menemani, sering berkunjung, dan menjenguknya. Hal itu membuat dia bertanya kepada teman-teman organisasi tsb, apa yang membuat mereka tidak menjauhinya seperti teman-temannya yang lain? Mereka menjawab, karena teman adalah saudara mereka yang sudah selayaknya dibantu saat berkesusahan. Sejak saat itu, dia menjadi lebih menghargai teman-temannya di organisasi tersebut. Dia juga menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Dan yang menjadi anugerah, bahwa kakinya akhirnya sembuh dan dapat beraktivitas seperti sebelumnya.

Kini, dia menjadi salah seorang pemimpin di organisasinya. Memiliki banyak teman yang lebih baik, yang bisa menerima dia apa adanya seperti saudara. Dan menariknya, meskipun dia menjadi seorang pemimpin, dia tetap menjadi dirinya sendiri. Dia lebih menyukai berpenampilan seperti biasa, meskipun nyatanya dia adalah orang yang agamis, religius, dan mendalami ilmu agama. Prinsipnya, "boleh orang menilai saya seperti apapun, tapi saya berusaha untuk tidak mengecewakan satupun orang yang saya kenal"

sedikit mirip, dengan pesan yang disampaikan Pak Mario Teguh,
" kegelapan masa lalu, tidak menjamin kegelapan masa depan selama tidak melakukan hal-hal yg dilakukan di masa lalu. Masa lalu yg kelam tidak akan menjamin kelamnya masa depan, selama apa yg dilakukan di masa lalu tidak dilakukan di masa kini hingga masa depan. "

semoga bisa memberikan perspektif baru bagi kita semua,

Published with Blogger-droid v2.0.4


You may also like

Tidak ada komentar:

notes from praz akhmad. Diberdayakan oleh Blogger.